Model Kepemimpinan Menurut Fisika

Fisika adalah ilmu tentang alam. Dalam fisika, kita belajar apa yang menyebabkan alam terlihat harmoni. Misalnya kita belajar apa yang menyebabkan planet-planet dapat mengorbit matahari secara teratur. Atau apa yang membuat elektron-elektron mengorbit inti atom.

Selama ratusan tahun, para fisikawan mempelajari aturan-aturan yang membuat alam semesta ini terlihat harmoni. Aturan-aturan ini kemudian dikenal sebagai hukum-hukum fisika.

Pada waktu saya mempelajari hukum-hukum Fisika, saya berpikir, jika hukum-hukum ini dapat mengatur gerak alam semesta, apakah mungkin hukum-hukum ini juga dapat digunakan untuk mengatur orang, organisasi, perusahaan, daerah ataupun negara? Apa yang kita dapat manfaatkan hukum Fisika ini dalam kepemimpinan?

Dalam Fisika, ada empat hukum atau fenomena yang menarik  yaitu fenomena gerak benda dan penyebabnya (fenomena Newton), fenomena relativistik (fenomena Einstein), fenomena ketidakpastian (fenomena kuantum) dan fenomena pengaturan diri ketika suatu sistem berada pada kondisi kritis, yang saya namakan fenomena mestakung.

Tiap-tiap fenomena ini terjadi  pada situasi dan kondisi tertentu yang unik. Merupakan hal menarik melihat bagaimana hukum-hukum fisika bekerja pada tiap-tiap fenomena dan diterapkan dalam konsep kepemimpinan.

Fenomena Newton

Pada sekitar abad ke-18, Newton memperkenalkan tiga hukum gerak. Menurut hukum pertama, benda cenderung mempertahankan keadaannya (malas berubah) jika tidak ada yang mengganggunya. Sedangkan menurut hukum kedua, benda dapat berubah jika mendapat gaya.  Makin besar gaya, makin besar perubahannya.  Hukum ketiga menunjukan bahwa benda yang mendapat gaya aksi akan memberikan gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi tersebut.

Ketiga hukum Newton ini bekerja optimum pada sistem inersial (sistem yang tenang, stabil, tidak dipercepat atau tidak dalam keadaan chaos).

Dalam kepemimpinan,  hukum Newton ini dapat diterapkan pada kondisi organisasi  yang tenang atau dibuat tenang. Pada  kondisi tenang orang cenderung malas bergerak (ini sesuai dengan hukum I Newton).  Pemimpin yang dibutuhkan di sini adalah pemimpin yang tegas dalam memutuskan sesuatu (termasuk dalam award dan punishment), keras (otoriter), mempunyai visi jelas dan terukur serta mempunyai daya dobrak. Visi menjadi salah satu  gaya atau pendorong untuk mempercepat kemajuan organisasi ini (hukum II Newton). Dengan daya dobrak yang dimiliki, pemimpin ini akan mampu menghadapi kelembaman (kemalasan) dari orang-orang yang dipimpinnya dan mampu memberikan stimulir-stimulir agar organisasi terus bergerak.  Sikap tegas dan keras dibutuhkan untuk membuat kondisi tenang, stabil dan bergairah. Hasil akan lebih optimum jika organisasi mempunyai  SDM (sumber daya manusia)  atau SDA (sumber daya alam) yang kuat.

Indonesia pada masa orde baru adalah contoh yang baik untuk kepemimpinan model ini. Almarhum Soeharto dengan ketegasannya membuat negara tenang secara  militer.  Kemudian ia memperkenalkan visi yang terukur dalam bentuk REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Ia terus memberikan stimulir-stimulir sehingga roda perekonomian terus bergerak dan makin lama, makin cepat. Kemajuan demi kemajuan dicapai karena ditopang juga oleh SDA Indonesia yang luar biasa.

China juga melakukan hal yang serupa. Saat ini dalam situasi yang tenang, China mempercepat pembangunan dengan memberikan stimulir-stimulir bagi para investor. Para ilmuwan dipanggil untuk pulang kampung, menjadi gaya-gaya penggerak perekonomian. Keberhasilan China ini juga karena mereka mempunyai SDM yang sangat bagus.

Pada era otonomi daerah ini, kepemimpinan model ini dibutuhkan untuk daerah-daerah yang SDA-nya luar biasa banyak tetapi masih kelihatan lambat majunya seperti daerah-daerah di Indonesia Timur.

Hal esensial lain dalam kepemimpinan model Newton ini adalah diperlukannya sifat otoriter dan tegas dari sang pemimpin. Pemimpin harus tegas untuk menjamin organisasi yang dipimpinnya tetap tenang dan aman. Tidak boleh ada oposisi. Mereka yang berusaha menimbulkan goncangan harus segera diredam.

Fenomena Einstein

Pada awal abad ke-20, Einstein memperkenalkan teori relativitasnya. Menurut teori ini, tidak ada gerak absolut. Semua gerak bersifat relatif.

Misal ketika kita naik kereta api, kita merasa seolah-olah kita diam, tetapi pohon-pohon bergerak. Atau yang paling jelas saat ini kita berada dibumi. Kita merasa bahwa kita diam, mataharilah yang bergerak dari Timur ke Barat. Padahal kenyataannya bumi lah yang bergerak mengelilingi Matahari. Matahari menganggap dirinya diam, padahal menurut pusat galaksi, matahari bergerak memutari pusat galaksi.  Pada gerak relativistik ini, mereka yang bergerak paling cepatlah, yang paling menonjol.

Kondisi yang cocok untuk fenomena ini adalah kondisi pada masyarakat demokrasi (misalnya negara-negara barat) dimana setiap orang merasa dirinya paling benar (relatif), paling berjasa, dan paling berhak memimpin. Perhatikan pada proses pemilihan presiden Amerika Serikat yang sedang berlangsung. Dari Partai Demokrat Obama dan Hillary merasa mereka yang paling cocok untuk jadi pemimpin, demikian juga dari Partai Republik, Mc Cain dan Romney saling mengunggulkan dirinya bahwa merekalah yang paling cocok jadi pemimpin. Mereka merasa visi merekalah yang paling benar untuk kemajuan Amerika Serikat.

Dalam kondisi relatif ini akan terdapat banyak oposisi. Oposisi akan selalu menganggap dirinya lebih benar dari lawannya. Mereka berusaha mencari-cari kesalahan lawannya lalu sekali saja ia menemukan kesalahan lawannya, ia langsung menghantamnya.

Pemimpin yang dibutuhkan pada kondisi ini adalah pemimpin yang mempunyai keunggulan-keunggulan dalam visi, mempunyai integritas tinggi dalam menjalankan visi itu dan mau kerja keras serta bergerak cepat dalam merealisasikan program-program yang mendukung visi yang unggul itu.

Kecepatan bergerak (dinamika) dan integritas sangat diperlukan karena mereka terus-menerus dipantau oleh oposisi. Integritas sangat perlu, kalau mereka sampai jatuh habislah mereka.

Kepemimpinan Clinton dapat dijadikan contoh yang baik untuk kepemimpinan model ini. Dengan visinya yang lebih unggul dari Bush senior, Clinton mampu menjadi presiden. Begitu jadi presiden, ia begitu dinamisnya sehingga roda perekonomian Amerika menjadi sangat maju di jaman Clinton ini. Namun ia tidak sadar bahwa ia terus diamati oposisi sampai hal yang sekecil-kecilnya. Karena ia tidak hati-hati ia terpeleset oleh wanita dan dihabisi oleh oposisi.  Sayang sekali, padahal kalau tidak, ia bisa jadi salah satu presiden terbesar Amerika Serikat.

Di Indonesia, daerah-daerah terutama kota-kota besar (seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar dsb) yang mempunyai banyak keragaman membutuhkan kepemimpinan model ini.

Fenomena Kuantum

Fisika kuantum berkembang secara luar biasa pada abad ke-20. Perkembangan teknologi yang begitu luar biasa saat ini terjadi karena perkembangan fisika kuantum. Televisi, kulkas, handphone, radio, lampu neon, internet, dan semua alat elektronik yang kita kenal sekarang, berkembang karena perkembangan fisika kuantum ini.

Dalam fisika kuantum, kita mengenal prinsip ketidakpastian. Segala sesuatu tidak pasti sampai kita mengalami sendiri (melakukan eksperimen dan melihat hasilnya). Tidak ada yang pasti di alam  ini. Segala sesuatu mempunyai peluang. Bahkan untuk suatu hal yang mustahil pun ada peluang.

Einstein seorang ilmuwan yang menentang teori fisika kuantum pernah menanyakan pada Niels Bohr (dan tokoh-tokoh fisika kuantum lain), jika segala sesuatu di alam ini tidak pasti, apakah Tuhan ini sedang bermain dadu dengan alam semesta? (menurut Einstein God does not play dice). Tetapi bukti-bukti eksperimen menunjukkan teori fisika kuantum benar. Segala sesuatu tidak pasti dan segala sesuatu mempunyai peluang.

Fenomena kuantum ini cocok untuk mereka yang berada pada suasana dengan  ketidakpastian tinggi. Seperti perusahaan yang bermain dengan resiko, daerah-daerah konflik ataupun  negara yang sedang dalam keadaan kalut akibat perubahan suatu sistem.

Pemimpin yang bisa bertahan dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini adalah pemimpin yang kreatif (punya ide-ide dan terobosan-terobosan baru), berani mengimplentasikan pemikiran kreatifnya walau dengan resiko yang tinggi, berani spekulasi (bertindak) tapi didukung dengan perhitungan yang baik, dan tegas.

Rusia ketika masa transisi  mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi. Rubel sangat lemah, perekonomian amburadul, percaya diri sebagai bangsa turun drastis. Tidak ada kepastian. Tiap orang berusaha mencari keuntungannya sendiri. Putin dengan kepemimpinan yang kuat, tegas, cermat, berspekulasi dan berani ambil resiko mampu mengembalikan Rusia menjadi negara yang dihormati lagi dengan perekonomian yang lebih stabil.

Fenomena Mestakung

Fenomena ini terjadi ketika suatu sistem berada pada keadaan kritis. Misalnya Ketika pasir dituangkan diatas lantai, pasir akan membentuk suatu bukit, makin lama pasir makin tinggi. Tapi terjadi keanehan ketika pasir mencapai ketinggian kritis. Pada ketinggian kritis ini pasir mengatur diri, mempertahankan kemiringan bukit tetap sama. Sehingga bukit tidak hancur.

Hal yang sama terjadi ketika angsa-angsa yang tinggal di daerah 4 musim menghadapi musim dingin. Ketika musim dingin tiba angsa berada pada kondisi kritis. Mereka berdiam diri akan mati kedinginan, terbangpun mereka akan mati karena daerah yang hangat jaraknya ribuan kilometer. Kondisi kritis ini membuat angsa-angsa mengatur diri. Mereka terbang membentuk huruf “V”. Pada formasi ini angsa yang paling lelah adalah angsa yang terdepan. Ketika angsa ini lelah, angsa angsa lain mengatur diri menggantikannya satu persatu. Ada pengaturan diri ketika kondisi kritis.

Orang yang dikejar anjing berada pada kondisi kritis. Pada keadaan ini sel sel tubuh orang ini akan mengatur diri, memberikan energi lebih sehingga orang yang semula hanya bisa melompat 1 meter sekarang dapat melompat 1,5 meter.

Dari tiga peristiwa itu terlihat bahwa ada pengaturan diri ketika kondisi kritis. Proses pengaturan diri untuk keluar dari kondisi kritis ini saya namakan mestakung. Ada 3 hukum Mestakung:

  • Hukum 1: pada kondisi kritis, ada jalan keluar
  • Hukum 2: ketika seorang melangkah untuk keluar dari kondisi kritis, ia akan melihat jalan keluar.
  • Hukum 3: Ketika seorang melangkah tekun, terjadilah mestakung.

Ketiga hukum mestakung ini saya singkat dengan kata KRILANGKUN (KRItis, meLANGkah, teKUN).

Untuk membuat hukum mestakung bekerja, kita harus menciptakan  kondisi kritis. Setelah itu kita harus melangkah. Nah, ketika kita melangkah dengan tekun inilah, akan terjadilah mestakung (semesta mendukung). Mestakung akan menciptakan pelipatgandaan hasil, yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang mustahil menjadi kenyataan, terjadi hal-hal yang luar biasa.

Fenomena mestakung cocok untuk organisasi yang berada dalam kondisi kritis, perusahaan yang ingin berkembang cepat ataupun daerah yang berambisi menjadi yang terhebat.

Selama saya seminar Mestakung, banyak perusahaan maupun pribadi sudah mengalami mestakung ini. Ada yang bercerita ingin sekali kuliah di Amerika Serikat, kemudian ia melangkah dan melangkah, ketok pintu sana, ketok pintu sini. Akhirnya jalan terbuka, kini ia berada di Amerika full scholar ship. Ada juga yang cerita perusahaannya meningkat keuntungannya 200 % di tahun 2007 yang lalu karena mereka menempatkan diri pada kondisi kritis lalu melangkah dan melangkah dengan tekun.

Pemimpin yang dibutuhkan dalam situasi ini adalah pemimpin yang gigih (kejar habis). Pemimpin ini harus punya ambisi besar, mau kerja keras dan tekun (tidak akan berhenti sebelum tujuan ini tercapai). Pemimpin ini harus punya ekstra energi dan didukung oleh tim yang juga mempunyai ambisi yang sama.

Dalam tim yang dibentuk harus muncul kesadaran bahwa mereka tidak akan berhenti sebelum tujuan dan targetnya tercapai. Mereka harus sadar bahwa begitu mereka berhenti di tengah jalan maka mestakung tidak akan bekerja, dan mereka tidak akan berhasil.

Kepemimpinan pada abad ke-21

Abad ke-21 ini adalah abad globalisasi. Organisasi menjadi lebih kompleks. Orang yang dipimpinpun lebih beragam. Kepemimpinan abad ke-21  yang diharapkan merupakan kombinasi dari empat kepemimpinan di atas. Pemimpin diharapkan mampu mendeteksi situasi yang dihadapinya dan mampu merubah gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi tersebut. Kadang ketika organisasi lesu, pemimpin harus menggunakan kepemimpinan Newton yang keras dan tegas untuk membuat semua orang bangkit dan bergerak. Kepemimpinan yang tegas ini perlu ditambah dengan kepemimpinan mestakung agar setiap orang yang dipimpinnya merasa kritis sehingga mereka lebih termotivasi untuk maju dan mencapai target setinggi-tingginya. Juga jangan lupakan kepemimpinan Einstein yang lebih demokratis untuk memperhatikan setiap input yang masuk dan terus menjaga integritas diri agar jangan dilibas oleh orang-orang yang iri hati dan dengki. Dan ingat bahwa pada abad ke-21 tidak ada yang pasti, semua penuh ketidakpastian, diperlukan tindakan yang nyata dan tegas untuk semua rencana dan visi yang dimilikinya.

(Prof. Yohanes Surya Ph.D, Rektor Universitas Multimedia Nusantara)

Posted in Kepemimpinan | Tagged | Leave a comment

Teori Chaos dan Bank Century

Gara-gara satu untai kabel tersambar petir, tujuh negara bagian di Amerika Serikat dan 2 provinsi di Kanada gelap Gulita.  Peristiwa yang terjadi di tahun 1996 ini telah menjadi  bagian gelap yang tidak terlupakan dari sejarah perlistrikan di Amerika Serikat.  Ketika itu sebuah jalur listrik di Oregon gagal mengalirkan listrik sebesar 1300 megawatt, akibatnya  listrik ini harus dialirkan lewat jalur-jalur listrik kecil lain yang ada disekitarnya. Nah jalur listrik kecil ini tidak disiapkan untuk mengalirkan listrik sedemikian besar, akibatnya jalur listrik ini ikut gagal pula. Dampaknya adalah sebuah relay listrik sejauh 115 kilometer dari tempat tersebut menjadi gagal dan memadamkan listrik di tujuh negara bagian AS dan dua provinsi di Kanada!

Dalam teori Chaos (suatu cabang fisika/matematika yang mempelajari sistem-sistem yang tidak linear seperti sistem ekonomi , sistem jejaring listrik dan lainnya)   fenomena seperti ini disebut fenomena “kegagalan beruntun” (cascading failure).  Pada suatu sistem jejaring (sistem yang terdiri dari banyak jaringan yang terkait satu sama lain)  kemacetan di suatu titik penting akan akan mempengaruhi  keadaan  titik-titik lain.  Jika kemacetan di suatu titik tidak terlalu parah, beban macet ini masih dapat didistribusikan lewat titik-titik lain,  lalu lintas masih bisa dikendalikan. Namun kalau kemacetan ini sangat parah (penambahan beban di satu titik sangat besar), titik-titik lain tidak mampu menampung beban ini, akibatnya terjadilah “kegagalan beruntun” yang kita kenal dengan macet total.

Fenomena beruntun banyak terjadi pada berbagai sistem jejaring di alam ini seperti  jejaring transportasi, jejaring listrik, jejaring atau rantai makanan dalam suatu  ekosistem, jejaring internet, jejaring organ-organ tubuh, jejaring ekonomi, jejaring politik, jejaring sosial dan lainnya.  Pada sistem jejaring ini penghilangan atau kemacetan pada beberapa titik yang bervolume cukup besar (walau tidak dominan) dapat memberikan dampak luar biasa yang mengganggu keutuhan keseluruhan sistem. Orang bisa meninggal karena sakit gigi (bukan giginya yang membuatnya langsung meninggal. tetapi efek beruntun dari sakit giginyalah yang membuat ia meninggal).
Fenomena beruntun pada sistem jejaring yang merupakan bagian dari suatu sistem yang tidak linear  (non-linear system) ini telah menjadi perhatian teori Chaos sejak lama.  Dalam teori Chaos dikenal suatu pameo  “kepakan kecil sayap kupu-kupu di satu tempat dapat menciptakan  badai dahsyat di tempat yang lain”.

Dalam jejaring ekonomi, fenomena beruntun ini sering kita amati.  Beberapa ekonofisikawan (ahli fisika ekonomi) telah melaporkan bahwa penyebab krisis  negara-negara asia termasuk Indonesia di tahun 1997 merupakan efek beruntun dari kegagalan  sistem ekonomi di beberapa titik (bahkan ada yang menghubungkan ini dengan kegagalan ekonomi di Amerika Serikat dan meksiko 2 tahun sebelumnya).  Contoh lain adalah ketika sistem ekonomi di Amerika Serikat mengalami krisis, maka buruh di Chinapun mengalami krisis, banyak pabrik di China tutup (pabrik-pabrik ini kehilangan pasar untuk melempar produknya).

Kejadian-kejadian krisis ekonomi dan moneter seperti beberapa kasus di atas tidak dapat diterangkan dengan pandangan linear saja. Orang harus melihat kegagalan beruntun (cascading failure) ini terjadi akibat suatu jejaring ekonomi yang saling kait mengkait secara kompleks.  Dalam ekonomi global dimana satu lembaga atau institusi sangat terkait dengan lembaga atau institusi lain, krisis ini dapat terjadi kapan saja  dan dimana saja.

Posisi strategis Bank Century di jejaring korelasi pergerakan saham Bursa Efek Indonesia per Juli 2008 dalam peluang memberikan dampak sistemik


Dalam fenomena Bank Century,  kita melihat beberapa hal menarik ketika kita membuat suatu sistem jejaring dari pergerakan harga saham-saham di  Bursa efek.

Gambar diatas adalah hasil analisa ekonofisika dari pergerakan harga saham Bursa efek per Juli 2008. Pada analisa ini kami mengukur “jarak” suatu saham dengan saham lain. Yang dimaksud “jarak” disini adalah seberapa jauh pengaruh (korelasi) suatu saham terhadap saham lain. Semakin besar pengaruhnya semakin dekat “jarak”nya.  Misalnya saham MEDC lebih dipengaruhi oleh saham ANTM dibandingkan oleh saham APEX karena itu pada gambar jarak antara MEDC lebih dekat ke ANTM dibandingkan ke APEX.

Telah menjadi pengetahuan umum bahwa pergerakan harga saham-saham  (dalam hal ini berkorelasi dengan pergerakan harga Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG) menjadi salah satu indikator terpenting untuk mengukur iklim investasi secara makro, relatif terhadap berbagai indikator ekonomi lainnya, seperti  perbedaan kurs Rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan penduduk perkapita, tingkat konsumsi dan lain-lain. Gangguan pada pergerakan IHSG cenderung berpotensi mengganggu persepsi psikologis atas iklim investasi di tanah air.

Dari analisa di atas, kami melihat bahwa hingga pertengahan tahun 2008, pergerakan harga saham Bank Century (BCIC) berkorelasi tinggi atau sangat mempengaruhi saham-saham  yang berhubungan dengan  perbankan.  Pada gambar diatas terlihat bahwa pergerakan saham Bank Century berkorelasi kuat dengan pergerakan saham Bank Niaga (BNGA) yang merupakan anchor korelatif kelompok (cluster) saham-saham perbankan. Dalam hal ini, pergerakan harga saham Bank Century menjadi penting, karena pada masa itu pula, Bank Niaga mengalami dinamika fundamental yang cukup tinggi yakni proses merger dengan Bank Lippo dan perubahan kepemilikan saham oleh CIMB, sebuah bank terkemuka di Malaysia.
Di sisi lain, survey yang pernah dilakukan oleh Surya Research International (SRI) di BEI (2006) menunjukkan bahwa lebih dari setengah (58%) investor di sekuritas yang aktif sangat mudah dipengaruhi oleh dinamika fundamental pasar. Ini merupakan situasi yang menunjukkan bahwa “kegagalan” atas ekspektasi pergerakan harga saham Bank Century berpeluang memberikan dampak-dampak yang buruk secara beruntun pada pergerakan indeks komposit bursa (IHSG).

Bisakah kita memprediksi krisis secara pasti (100%)? Teori chaos menjawab dengan tegas: tidak. Namun teori Chaos (analisa ekonofisika) dapat membantu melihat skenario-skenario mana yang  berpeluang lebih besar menimbulkan krisis dan mana yang tidak.  Dengan melihat berbagai skenario ini kita dapat memilih skenario mana yang dapat mengurangi atau menghentikan merebaknya kegagalan beruntun dari sistem makroekonomi.  Ini yang  terjadi pada kasus bail-out Bank Century. Ia memang bukan termasuk bank yang secara sistemik dominan seperti Bank Mandiri, BCA, dan lain-lain, namun ia memiliki potensi untuk memberikan dampak sistemik yang beruntun mengganggu kehidupan ekonomi secara makro.

Hokky Situngkir/peneliti ekonofisika & Prof. Yohanes Surya Ph.D

Posted in Ekonomi | Tagged , , , | Leave a comment

Fisika Uang

Aneh sekali! Mana mungkin menghubungkan Fisika dan uang? Umumnya  orang berpandangan bahwa hubungan fisika dengan uang adalah seperti langit dan bumi. Fisika dianggap jurusan  kering yang tidak menghasilkan banyak uang sehingga seringkali ada olok-olok mengatakan bahwa orang-orang yang masuk jurusan fisika adalah orang-orang yang emdees (masa depan suram).

Namun perkembangan cepat dalam dunia ini sedikit demi sedikit merubah dikotomi fisika dan uang ini. Makin lama fisika makin dekat dengan uang.  Analisa-analisa di Pasar uang internasional yang semakin rumit  membutuhkan banyak jasa fisikawan. Pasar-pasar uang ini  telah membuktikan bahwa lebih menguntungkan jika dapat memanfaatkan fisikawan dengan teori fisikanya untuk menganalisa suatu sistem dinamis yang rumit seperti saham, efek, valas ataupun derivatif.

Sekarang ini banyak Bank dan institusi keuangan memperkerjakan fisikawan. Dengan  kemampuan matematika,  kemampuan komputer dan logikanya, para fisikawan ini mampu menganalisa masalah-masalah keuangan  yang sangat kompleks. Untuk pekerjaan yang rumit ini fisikawan mendapat imbalan yang sangat bagus. Fisikawan yang bekerja di bidang keuangan (dikenal sebagai quants atau quantitave analyst) dikenal karena gajinya yang sangat tinggi. Salah satu iklan di suatu majalah menuliskan “Wanted: an organized physicist with good modelling and programming skills, and a flair for communication. Salary: £40 000 rising to £150 000 after one year.”  Tidak heran kalau kini fisikawan (termasuk John Sleath pemenang astronomy prize) banyak yang memasuki sektor-sektor keuangan. Disamping sebagai analis, para fisikawan ini ada pula yang membuka perusahaan sendiri dan menjadi entrepreneur seperti J.P Bouchaud, Doyne Farmer dsb.

Apa yang dilakukan fisikawan dalam bidang keuangan?

Kebanyakan fisikawan yang bekerja di bidang keuangan adalah bekerja sebagai analis kuantitatif (quants=quantitative analyst). Mereka mengamati  kelakuan berbagai efek atau saham dimasa lampau kemudian memprediksi jangkauan nilai dari efek atau saham itu di waktu mendatang. Quants juga berkaitan dengan derivatif – produk keuangan seperti future dan opsi. Dalam future, kita akan membeli sesuatu diwaktu mendatang dengan harga yang telah ditentukan sekarang. Dalam opsi, kita punya hak untuk membeli sesuatu pada harga yang diberikan di waktu mendatang. Dengan membuat model pasar efek, quants dapat menghitung harga yang cukup masuk akal untuk suatu derivatif.

Untuk menganalisa pasar, fisikawan atau quants dapat memilih berbagai model. Model yang sering dipakai banyak yang didasarkan pada model yang dikembangkan Bachelier pada tahun 1900-an. Model ini berdasarkan gerak acak (random walk). Persamaan Black & Scholes yang terkenal juga mempunyai hubungan erat dengan model Bachelier ini.

Namun model Bachelier terlalu sederhana. Model ini tidak mampu memprediksi adanya “crash”. Fisikawan membutuhkan model yang lebih kompleks untuk menganalisa data yang jumlahnya luar biasa banyaknya. Fisikawan dalam hal ini harus mengembangkan intuisinya untuk memanfaatkan ide dan metode dalam fisika statistik seperti critical phenomena, termodinamika, turbulence dan fenomena non-equilibrium lainnya ataupun model lainnya  untuk kemudian mengembangkan perhitungan komputer guna mendapatkan analisa yang tepat untuk pasar yang sedang diamati itu.

Baru-baru ini C. Tannous dan A. Fessant  dalam artikelnya di European Physical Journal Perancis mengklaim bahwa dengan  menggunakan teori pembakaran bahan bakar mereka mampu memprediksi perubahan mendadak yang terjadi pada nilai suatu saham.  Menurut mereka proses  pembakaran bahan bakar dapat tiba-tiba terjadi setelah perioda stabil yang cukup lama. Tannous dan Fessant mengatakan bahwa ini mirip dengna kelakuan dari beberapa saham yang cenderung melompat setelah waktu yang cukup lama dalam kestabilan. Keduanya kemudian mengaplikasikan pengetahuan mereka tentang fisika condensed matter untuk mengamati fluktuasi dari beberapa saham ini. Menurut mereka, penemuan ini dapat menolong pengalisa pasar untuk memprediksi kapan dan seberapa besar suatu saham akan naik dan turun setelah masa kestabilan yang cukup lama.

Tannous dan Fessan meneliti beberapa perusahaan besar dan kecil dari industri dan ekonomi yang berbeda sebagai sampel. Kemudian mereka memodifikasi persamaan proses pembakaran ini dan menganalogikan konsentrasi bahan bakar dengan harga saham. Dengan menggunakan data 5 tahun terakhir dari perusahaan-perusahaan itu mereka menganalisa kapan saham melompat. Ternyata hasil analisa mereka cukup akurat dan sangat menggairahkan para analis untuk memanfaatkannya.

Selain model fisika statistik, ada model-model lain seperti model gempa, model rangkaian listrik yang dikembangkan untuk menjelaskan terjadinya “crash” itu. Takayasu dari Jepang membuat suatu  rangkaian listrik dengan menggunakan amplifier, hambatan, hambatan geser, dioda dan kapasitor.  Output rangkaian ini kemudian  digunakan untuk menjelaskan kelakuan statistik dari perubahan nilai valuta asing (yen terhadap dollar). Hasil analisanya sangat menggembirakan.

Banyak model-model lain terus dikembangkan untuk menganalisa pasar uang yang sangat dinamik ini. Kini makin banyak  fisikawan yang bergairah  untuk menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam pasar uang ini. Gairahnya  sama seperti ketika beberapa waktu yang lalu, fisikawan  menganalisa data-data geologi untuk mengembangkan bidang geofisika atau menggunakan data-data atmosfir untuk mengembangkan fisika atmosfer ataupun data-data biologi untuk mengembangkan biofisika. Perkembangan ini sangat menggembirakan.

Di Indonesia, penelitian ke arah fisika uang ini belum banyak  Banyak fisikawan Indonesia tidak mengenal apa itu ekonofisika, suatu cabang  baru fisika yang berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi (terutama masalah keuangan). Ketidakperdulian dan ketidaktahuan para fisikawan ini terjadi karena kurangnya informasi yang mereka terima. Mudah-mudahan kedepannya dengan lebih banyaknya informasi yang masuk, makin banyak fisikawan yang mendalami fisika uang ini. (***)
(Yohanes Surya)

Posted in Ekonomi | Tagged , , , , | Leave a comment